SELAMAT DATANG KE ZON MEMBACA

Tuesday, 22 October 2013

♥ BILA ABAH TELAH PERGI ♥

Views
ASSALAMUALAIKUM

abah

Sudah tiga bulan ini abah terbaring lemah di atas dipan bambu buatan tangannya.
Sedang Emak tak mampu menahan deraian air mata yang selama ini ia pendam.Terbuai tumpah jua air mata penanda rasa kasih sayangnya terhadap Abah.
Badan kekar Abah pun lemah tak sekuat dahulu, Badannya pun gontai tak segagah dahulu ketika ia lebih senang memanggul aku dan menggenggam ikatan tumpukan jerami sambil berjalan menuju gubuk bambu tempat kami menyambung kehidupan, berteduh dari liarnya cuaca hutan, dan berlindung dari liarya hewan hutan.
Bukanlah Muadzin lantang layaknya Bilal bin Rabbah.
Namun abah, selalu mengajarkanku melantunkan Adzan sepatah dua patah kata.
Abah pun memperbaiki cara sholatku ketika lagi-lagi badanku asyik bergerak-gerak.
Dan Abah pula mengenalkanku huruf Hijaiyah A Ba Ta Tsa… Sungguh lisanku gagap kala itu.
Selalunya ku intip Abah dari lubang bilik, Kupandangi raut wajah Abah usai sujud beralas sajadah usang.
Dibukanya Al-Qur’an lusuh tak bersampul penuh ke hati-hatian. Maklumlah… hanya Al-Qur’an tua itu yang kami punya.
Ku dekati ia seraya bertanya,”Abah… kenapa menagis?!”
Sontak Abah terdiam sejenak,”Karena Abah hanya Hamba nak… Abah hanya memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar kita semua terbebas dari siksaan api neraka.”
“Abah…” Ucapku lirih.
Abah sudah bergegas mengangsu air dalam kendi, mempersiapkan untukku mandi.
Abah pulalah yang membantuku memakaikan baju. Aku cacat, Jari jemariku tak lengkap layaknya anak lelaki pada umumnya.
Sedang Emak pun mengalami asam urat dan tak lagi kuat bekerja terlalu keras.
Kali ini, ku tengok tubuh Abah terbaring di temani Emak yang sedari tadi memijat perlahan kakinya.
“Abah…” Sesekali ku panggil ia dengan lirih tepat di daun telinganya.
Ia tatap wajahku. Tatapan khas dengan senyuman terukir memancarkan kasih sayang yang teramat dalam.
“Ya Allah..Abah nazak!”
Spontan tangan kanannya menggenggam erat tanganku.
Tatapan matanya mulai kosong.
Dengan rasa duka, ku titah ia melafadzkan kalimat Tauhid.
“LAA…ILLAAHA…ILLALLAH…”
Pelukan erat Emak seakan terasa berat melepaskan orang yang di cinta, seorang pemimpin dan pembimbing kala suka maupun duka dalam menghadapi rintangan hidup sekaligus Bapak dari Anak semata wayangnya.. Aku.
Abah.. jasamu kan selalu ku kenang.
Kini, Kusiapkan air terakhir untuk memandikan tubuh tuamu.
Kini, bergantilah aku yang memandikan tubuh tuamu.
Kini, Aku pakaikan engkau kain putih bersih… kain kafan yang akan menutupi tubuh tua mu..
Kini, Ku panggul jenazahmu dalam keranda, menghantarkanmu ke tempat dimana akupun bersemayam nanti.
Semoga Allah mempertemukan kita kembali..


Abah sudah udzur, putihnya uban di kepala pun seakan menandakan usianya tak lagi muda.
Ingatanku tertuju 20 tahun yang lalu, ketika aku belum kenal riuhnya gemerlap cahaya metropolitan.
Abah…
Beranjak malam..
Sesekali dari bibirnya mengeluarkan bunyi isak. Matanya menatap tiang-tiang langit dari luar jendela yang terbuka. Entah apa yang ia sembunyikan di dalam hatinya.
Tak terasa bulir-bulir air matanya pu menerobos wajah tuanya.
Belum juga sinar pagi menerobos rimbunnya pohon jati.
Abah jualah yang memandikan aku,
Setiap harinya, hanya nasi gaplek bertabur garam jadi makanan khas keluarga kecil kami. Aku tak kenal makanan enak khas makanan anak kecil zaman sekarang.
Renungan itu pun menyadarkanku.
Badan Abah semakin sejuk… sejuk sekali..
Namun.. tiba-tiba tubuh abah semakin sejuk dengan nafas tersengal.
Perlahan tangannya melemas, sungguh kali ini kurasakan detik-detik pemergiannnya.
“Innalllahi wa inna ilayhi roji’un…”
Abah.. dahulu engkau menyiapkan air untukku mandi,
Abah… dahulu engkau mandikan aku.
Abah… dahulu engkau bantu aku memakaikan pakaian karena aku cacat dan tak pandai memakai baju.
Abah… dahulu kau gendong aku, kau dukung aku bermain sambil berlari-lari.
Abah.. ilmu Al-Qur’an yang engkau ajarkan kepadaku, menjadi bekal sebagai bukti bakti mu menjalankan Amanah Allah dalam mendidik aku mengenal Robb-nya.
Do’a yang selama ini kau ajarkan. Membuatku memohon kepada Allah agar engkau di tempatkan di tempat yang terindah, Syurganya…
Bekal ilmu agama yang kau ajarkan kini, membuatku mampu mengaji dan mengkaji Al-Qur’an.
Abah… sampai bertemu di akhirat sana.
Abah…
***
CREDIT : akuislam.com
# sayu bila baca post ni,jadi nak share kat orang lain..teringat kat arwah aboh..Semoga beliau tenang dan rohnya dicucuri olehNya..Al-fatihah :'(


♥ Terima Kasih Kerana Sudi Membaca Entry Zierah Hasan ! Like Kalau Suka ! ♥

1 bunga dan kumbang:

Jejari Menaip said...

tersentuh bila baca..:)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...